Faktalogi
Beranda Review Strategi Pendidikan Karakter Saat Pandemi

Strategi Pendidikan Karakter Saat Pandemi

Faktalogi – Budaya tidak tercipta dari tindakan-tindakan istimewa serta besar, melainkan dari pembiasaan serta praksis nilai yang tidak berubah- ubah diterapkan di satuan pembelajaran (sekolah). Nilai- nilai ini dihayati, dihidupi, serta dievaluasi secara terus menerus oleh masyarakat satuan pembelajaran.

Dengan demikian, membangun budaya sekolah berkarakter sebetulnya merupakan suatu intensitas buat menghayati aktivitas setiap hari, bukan mengganti jadi semata- mata rutinitas, melainkan suatu pekerjaan serta aksi kecil yang dihayati tiap hari di lembaga pembelajaran.

Lembaga pembelajaran ialah tempat yang efisien buat membentuk kepribadian lewat penanaman nilai- nilai moral umum untuk tiap orang yang ikut serta di dalamnya.

Menurut Gurunda, penanaman nilai ini mempunyai banyak wujud, aktivitas, perilaku, pola pikir, serta sikap yang mengaitkan segala anggota komunitas sekolah, mulai dari guru, tenaga kependidikan, karyawan, staf manajemen sekolah, orang tua, serta warga.

Utuh serta Menyeluruh

Dengan kata lain, implementasi pembelajaran kepribadian di sekolah wajib utuh serta merata, mengaitkan kian banyak orang, baik di dalam area sekolah sendiri ataupun di luar area sekolah. Terdapat banyak wajah yang jadi ekspresi dari wujud pembelajaran kepribadian.

Pembelajaran kepribadian yang melahirkan akhlak mulia mesti lekas jadi atensi untuk seluruh pihak. Maraknya perkara moral, kejahatan di dunia maya, tawuran pelajar, serta perundungan yang kian bertambah membuat kita seluruh butuh bahu membahu bekerja sama dalam membentuk kepribadian partisipan didik.

Menghasilkan hawa sekolah yang nyaman, aman, serta ramah ialah prakondisi dari semangat Merdeka Belajar yang digaungkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim. Tanpa area belajar yang kondusif, mustahil tercipta orang yang sanggup secara merdeka serta leluasa belajar menciptakan keunggulan serta kemampuan dirinya.

Membentuk kepribadian partisipan didik yang mempunyai kompetensi unggul tidak hendak terwujud apabila area pembelajaran belum ramah untuk daya guna proses belajar di sekolah. Prestasi akademis partisipan didik tidak hendak bertambah dengan pesat apabila area sosial belum tercipta.

Terdapatnya gerakan Penguatan Pembelajaran Kepribadian (PPK) yang dicanangkan Departemen Pembelajaran serta Kebudayaan membuat sekolah- sekolah di segala pelosok Nusantara dikala ini lagi menuju mengarah perkembangan kepribadian selaku bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dalam lembaga pembelajaran.

Pada prinsipnya pembelajaran kepribadian sebetulnya mau meningkatkan semangat optimisme serta pengharapan untuk capaian citacita mereka di masa depan.

Oleh sebab itu, pembelajaran kepribadian mesti menyertakan visi jauh ke depan yang memandang para partisipan didik selaku calon pemimpin bangsa yang bergulat menanggulangi perkara serta tantangan era di bumi nusantara, semacam kemiskinan, ketidakadilan, pembodohan, ataupun disintegrasi sosial.

Penanaman Integritas

Semenjak pandemi Covid- 19 menyerang Indonesia yang mewajibkan partisipan didik buat belajar dari rumah menuntut konsekuensi dari penanaman pembelajaran kepribadian. Semacam dikenal kala pendidikan daring diberlakukan, partisipan didik cenderung menjajaki pendidikan yang kurang menampilkan ketertiban sebagaimana pendidikan tatap muka.

Mereka cuma mengerjakan tugas dari guru cocok dengan tenggat waktu yang diberikan. Seluruh itu cuma menuju pada ranah kognisi. Sebaliknya ranah afeksi (perilaku) belum terajut secara maksimal.

Dengan demikian guru butuh mengendalikan strategi pendidikan dengan memusatkan pada aspek penanaman integritas. Informasi Guru menyebutkan bahwa kepribadian integritas meliputi perilaku tanggung jawab selaku masyarakat negeri, aktif ikut serta dalam kehidupan sosial, lewat konsistensi aksi serta perkataan yang bersumber pada kebenaran.

Salah satu model yang bisa diterapkan pada dikala pandemi ini antara lain dengan tugas kelompok secara virtual untuk partisipan didik. Guru cuma butuh membagikan tugas serta tenggat waktu kepada partisipan didik tanpa butuh memforsir partisipan didik memakai sesuatu tipe platform dalam penggunaannya.

Dengan demikian segala langkah yang dicoba oleh partisipan didik hendak secara langsung membagikan bermacam macam penamanan kepribadian tercantum nilai integritas. Semacam kenaikan motivasi, tanggung jawab, empati sebagaimana membantu sesama sahabat yang belum mengerti dari tugas yang hendak dikerjakan.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan